Welcome to Arman`s Blog

Rabu, 13 April 2011

PEMILIHAN KATA DAN PERISTILAHAN

PEMILIHAN KATA DAN PERISTILAHAN DALAM SKRIPSI PENGARUH PROSES PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTS AL-QODIRI 1 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2009/2010
Oleh Anwari dkk.

PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Mungkin kita pernah bahkan sering dengar keluhan bahwa banyak pelajar dan mahasiswa kita yang belum mampu menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Ini terbukti bila mereka disuruh membuat karya tulis ataupun skripsi.


Para pelajar ini bukannya tidak mau dan tidak ingin memakai bahasa Indonesia yang baik dan benar. Persoalan mereka barangkali adalah betapa sulitnya menemukan buku petunjuk atau keterangan-keterangan tentang kaidah bahasa yang benar.
Sehingga Pada makalah ini kami diberi tugas makalah tentang Pemilihan Kata dan Peristilahan pada skripsi P.P.P.T.P.B.S. karya Fikri Farihin dan mencoba memberikan pembahasan tentang hal tersebut.
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penulisan kata bilangan (Numeralia) yang benar?
2. Bagaimana penulisan kata majemuk yang benar?
3. Bagaimana penggunaan konjungsi yang benar?
4. Bagaimana penggunaan unsur gabung yang benar?


3. Tujuan
1. Untuk mengetahui penulisan kata bilangan (Numeralia) yang benar
2. Untuk mengetahui penulisan kata majemuk yang benar
3. Untuk mengetahui penggunaan konjungsi yang benar
4. Untuk mengetahui penggunaan unsur gabung yang benar
4. Manfaat
1. Memberikan pengetahuan tentang pemilihan kata dan peristilahan yang benar
2. Menambah wawasan dan informasi bagi mahasiswa dalam menulis Karya Ilmiah
3. Menjadi Literatur Ilmiah bagi mahasiswa
















KAJIAN PUSTAKA
1. Numeralia adalah kata yang kategori yang dapat (1) mendampingi nomina dalam konstruksi sintaksis, (2) mempunyai potensi untuk mendampingi numeralia lain, dan (3) tidak dapat dengan tidak atau dengan sangat.
2. Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, bagian-bagiannya ditulis terpisah .
3. Konjungsi adalah kategori yang berfungsi untuk meluaskan satuan yang lain dalam konstruksi hipotaksis, dan selalu menghubungkan dua satuan lain atau lebih dalm konstruksi. Konjungsi menghubungkan bagian-bagian ujaran setataran maupun yang tidak setataran.
4. Beberapa morfem yang merupakan unsur gabungan kata yang hanya muncul dalam kombinasi harus dituliskan serangkai dengan unsur yang mengikutinya.
TEMUAN DATA DAN PEMBAHASAN
1.Temuan Data
1. “Dari ke tiga definisi di atas dapat dismpulkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan,...” (P.P.P.T.P.B.S., hal:29)
2. “Olah raga merupakan gerak badan untuk menguatkan dan menyehtkan tubuh” (P.P.P.T.P.B.S., hal:33)
3. “Selain mereka harus mengenal dan memahami siswanya satu persatu, maka mereka juga harus mempersiapkan segala sesuatunya sebelum melakukan proses mengajar.” (P.P.P.T.P.B.S., hal:44)
4. “Proses materi pembelajaran mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar non akademik di MTs Al-Qodiri 1 Jember….” (P.P.P.T.P.B.S., hal:106)

2. Pembahasan
1. Penulisan kata bilangan pada kata “ke tiga” seharusnya disambung (serangkai) karena “ke” di sini bukan preposisi melainkan afiks yang mendahului kata bilangan (numeralia) “tiga” dimana kata ini ternasuk pada numeralia kolektif, yaitu yaitu numeralia takrif yang berstruktur ke- + num, ber- + num, num + -an. Numeralia kolektif tempatnya dalam frase selalu mendahului nomina.
2. Penulisan kata majemuk “olah raga” ini seharusnya dismbung (serangkai) Karena kata majemuk ini termasuk pada gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata sehingga ditulis serangkai. Contoh lain:
Bismillah Apabila
Alhamdulillah matahari
Barangkali peribahasa
3. Pada kalimat (skripsi P.P.P.T.P.B.S., hal:44) terdapat dua konjungsi yaitu “selain” yang tertulis di depan dan “maka” yang tertulis di tengah kalimat (di awal anak kalimat). Kedua konjungsi ini memiliki hubungan keterkaitan, sehingga bila ditulis demikian, rasanya kalimat tersebut ada yang ganjal. Kat “selain” biasanya berpasangan dengan kata “juga”. Contoh: selain tampan, dia juga pintar. Sedang kata “maka” biasanya berpasangan dengan kata “apabila” atau “bila”. Contoh : apabila aku lulus nanti, maka ayah akan membelikan aku sepeda baru.
4. Penulisan unsur gabung pada kata “non akademik” ini seharusnya disambung, karena unsur gabung harus ditulis serangkai dengan unsur yang mengikutinya. Unsur gabung ini antara lain pra, semi, sub, bi, multi.
Yang sering salah ditulis orang ialah unsure gabung antar, sub, non. Sering unsure itu dipisahkan dari kata yang mengikutinya atau diberi tanda hubung perangkai. Misalnya pada kata tadi yaitu “non akademik” atau yang lain seperti antar bangsa, sub-seksi, antar-kota. Kedua cara menulis ini tidak seperti tepat. Kita dapat menggunakan garis tanda hubung bila kata yang mengikuti unsure gabung itu huruf awalnya huruf kapital, misalnya non-Indonesia. Disini digunakan tanda hubung karena huruf capital tidak boleh ditempatkan atau terdapat di tengah kata sesuai dengan namanya.

















PENUTUP

1. Kesimpulan

• Penulisan kata bilangan yang berstruktur ke- + num, ber- + num, num + -an harus disambung seperti ketiga, beribu-ribu, ratusan.
• Penulisan Kata majemuk ada dua cara, yaitu terpisah dan serangkai. Yang terpisah contohnya meja makan, rumah sakit. Sedangkan yang serangkai seperti matahari,olahraga.
• Penulisan unsur gabung non, pra, multi, bi, sub, semi harus disambung dengan unsur yang mengikutinya seperti nonakademik, prasejarah. Dapat menggunakan garis tanda hubung bila kata yang mengikuti unsure gabung itu huruf awalnya huruf kapital, misalnya non-Indonesia.

2. Saran

Adapun saran-saran yang sangat diperlukan setiap selesai membahas suatu masalah yaitu berupa usulan-usulan yang perlu dijadikan sebagai tindak lanjut dari maslah-masalah yang telah dibahas dan selanjutnya untuk dikembamgkan. Adapun beberapa saran yang dimaksudkan adalah sebagai berikut:
1. Kepada mahasiswa yang akan membuat skripsi diharapkan lebih menguasai tata Bahasa Indonesia dan kaidah-kaidahnya.
2. Kepada mahasiswa diharapkan lebih teliti ddalm penulisan skripsi, sehingga skripsi yang disusun layak dibaca dan sesuai dengan penulisan yang benar.
3. Kepada dosen, khususnya dosen mata kuliah Bahasa Indonesia untuk lebih memberikan pengajaran secara optimal kepada mahasiswa, sehingga mahasiswa mampu memahami dengan baik.



DAFTAR PUSTAKA

Badudu, J.S. 1984. Inilah Bahasa Indonesia yang benar. Jakarta: PT. Gramedia
Kridalaksana, Harimurti. 1994. Kelas Kata dalam Bahas Indonesia. Jakarta:
PT. Gramedia
Muslich, Masnur. 2007. Tatabentuk Bahasa Indonesia, kajian kearah tata bahasa deskriptif. Jakarta: Bumi Aksara
Rahman, Abd. 2007. Pemakaian Bahassa Indonesia dalam penulisan karya ilmiah. Diktat
.

4 komentar:

Unknown mengatakan...

Terima kasih, sangat membantu sekali.. saya bingung dengan "non akademik" apakah digabung ataukah di pisah, atau dipisah dengan tanda hubung "-"..

Fikri Farikhin, M.Pd.I mengatakan...

siapa yang menulis ini?anda dapat skripsi saya ini dari siapa?

Elftimeline mengatakan...

Itu dari jaelani kalo gak salah

Elftimeline mengatakan...

Itu dari jaelani kalo gak salah

Posting Komentar